Kolom Prof Tjandra: 5 Tips Cegah Penularan COVID-19 Saat Mudik

Kolom Prof Tjandra: 5 Tips Cegah Penularan COVID-19 Saat Mudik Kolom Prof Tjandra: 5 Tips Cegah Penularan COVID-19 Saat Mudik

Kita tentu amat bersyukur bahwa jumlah kasus bersama kematian efek COVID-19 dalam negara kita terus melandai. Semua tentu berharap agar angkanya dapat terus ditekan bersama jangan sampai ada lonjakan kasus tidak terkendali bagaikan dampak mudik kali ini. Untuk itu maka ada lima tips yang dapat dilakukan.

1. bertimbal kebijakan nan sudah ada maka bagi nan belum agar segera mendapat vaksinasi booster, tidak marahnya bukan sekadar bagi pemudik tapi agak bagi keluarga dempet kampung halaman. Ini bukan sekadar bermanfaat bagi para pemudik tetapi agak tentu diharapkan agak punya dampak bagi memberi perlindungan agak bagi kemungkinan penularan dempet kampung halaman nan dikunjungi.

2. Para pemudik agar tetap menjaga protokol kesehatan kedalam hal memakai masker secara ketat dengan juga secara rutin mencuci tangan.

3. para pemudik perlu berupaya optimal untuk menjaga jarak beserta menghindari kerumunan, tentu tidak terkemudian mudah beserta perlu disepadankan lewat situasi lapangan yang ada. Sesuai anjuran WHO maka setidaknya ada tiga hal kalau kita perlu terpaksa ada di dalam kerumunan: 3.1. sedapat mungkin kalau ada kerumunan adalah di ruang terbuka, daripada di ruang tudung. WHO menyebutnya demi “open air spaces safer than enclosed spaces”. Artinya ada dua hal kalau perlu berkumpul: 3.1.1. memang buat suntuk lebih terbuka kalau dilakukan di udara teraktelseif saja 3.1.2. kalau terpaksa perlu di di dalam ruangan maka seperlunya ada ventilasi teraktelseif lewat udara luar. 3.2. Tetap berupaya Lampau untuk menjaga jarak lewat orang lain di sekitar kita. WHO menyebutnya demi farther away from others safer than close together, langkah ini untuk mencegah penularan kalau barangkali di sekitar kita ada yang batuk, bersin atau berbicara keras, dll. 3.3.Upayakan agak kalau toh perlu ada di dalam kerumunan maka lama gilirannya lebih singkat. Kalau lebih singkat giliran seseorang berada di dalam kerumunan maka buat lebih kecil kemungkinan tertular COVID-19, beserta kalau berlama-lama maka makin makin adi kemungkinan penularannya. WHO menyebutnya demi “shorter time periods with others are safer”. Artinya, kalau memang terpaksa perlu berada di dalam kerumunan maka terbuka kalau direncanak cucuan lewat terbuka tentang apa yang buat dilakukan, semaka di dalam giliran singkat dapat diselesaikan 4. Memang tidak ada aturan melakukan tes sebelum bepergian kalau sudah vaksin 2 kali beserta booster. Tetapi, kalau ada keluhan beserta atau ada kontak maka tentu tetap perlu dilakukan test, beserta untuk ini perlu tersedia kemudahan masyarakat melakukan tes. Hanya lewat jumlah tes yang memadai maka kita dapat mengetahui situasi epidemiologi yang selurusnya. Juga pemeriksaan “Whole Genome Sequencing (WGS)” perlu ditingkatkan karena kita mengerti bahwa yang paling diwaspadai sekarang ini adalah ada tidaknya varian atau sub varian modern.

5. Persiapan kemudahan masyarakat demi mendapat pefasilitas di Puskesmas atau Rumah Sakit, kalau memang terkena COVID-19 di masa arus mudik kali ini.

Prof Tjandra Yoga Aditama Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUI Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes